20 Desember 2017, Catatan Sehabis Sakit
Hai, teman-teman yang baik hati udah mampir ke blog ini. Entah kalian kesasar atau emang udah jadi pengikut setia blog ini dari dulu, makasih banget udah sempatin baca-baca di sini.
Hari ini ceritanya saya baru aja sembuh dari sakit yang membuat saya terbaring lesu di tempat tidur favorit saya. Padahal saya baru aja pulang kampung (di Sokaraja), pada hari Kamis 14 Desember lalu. Waa! Belum sempat kangen-kangenan sama buku-buku di lemari eh, saya malah demam tinggi. Jengkel sih, karena pulang 10 hari itu rencananya mau kesana-kemari ngurusin ini-itu, akhirnya cuma mendekam dalam kamar selama 4 hari full. Makan nggak ada yang masuk. Padahal makanan banyak dan udah tinggal makan, tapi kok ya mau mengendap di lambung aja susahnya. Baru lima menit makanan itu balik lagi. Duh, sampai trauma kalo mau makan.
Saya pun berdoa pasrah sama Tuhan, kalo emang mau sembuh ya sembuhkan. Kalo tidak ya bawa pulang ke surga aja. Habis itu saya langsung WA suami untuk minta maaf atas kesalahan saya. Ya buat jaga-jaga kalo saya memang udah waktunya pulang. Tapi nggak jadi. Waa, apa saya lebay?
Tapi saya sangat bersyukur karena pada hari Kamis sudah pulang, karena di hari Jumat malam ada gempa yang menggetarkan sebelah selatan Pulau Jawa. Sempat dibangunin mama waktu itu untuk keluar rumah. Puji Tuhan semua aman, tak ada korban dan tanpa kerusakan bangunan. Hanya ada 2 rumah sakit yang katanya mengalami kerusakan parah karena memang kondisi bangunan yang kurang baik. Juga untuk beberapa wilayah di Jawa Barat, semoga semua bangunan yang rusak bisa diperbaiki segera.
Setelah gempa, saya nggak langsung tidur lagi melainkan mencari info perkembangan tentang gempa. Setelah hampir jam 2, saya baru bisa tidur lagi. Tapi susah juga. Sempat kepikiran sama suami di Jogja, kenapa di WA kok nggak masuk-masuk? Mau telepon takut ngagetin, mungkin dia nggak kerasa ada gempa kali ya. Benar dugaan saya, dia sama sekali nggak tahu kalau semalam ada gempa lumayan gede. Padahal saudara saya yang di Jogja juga ngerasa ada gempa.
"Ck, ck, ck. Gempa segede itu nggak bangun? Gimana kalau habis gempa ada tsunami?" Ujar saya.
Ah, sudahlah yang penting semua baik-baik saja. Dan sekarang mulai menulis lagi.
Hari ini ceritanya saya baru aja sembuh dari sakit yang membuat saya terbaring lesu di tempat tidur favorit saya. Padahal saya baru aja pulang kampung (di Sokaraja), pada hari Kamis 14 Desember lalu. Waa! Belum sempat kangen-kangenan sama buku-buku di lemari eh, saya malah demam tinggi. Jengkel sih, karena pulang 10 hari itu rencananya mau kesana-kemari ngurusin ini-itu, akhirnya cuma mendekam dalam kamar selama 4 hari full. Makan nggak ada yang masuk. Padahal makanan banyak dan udah tinggal makan, tapi kok ya mau mengendap di lambung aja susahnya. Baru lima menit makanan itu balik lagi. Duh, sampai trauma kalo mau makan.
Saya pun berdoa pasrah sama Tuhan, kalo emang mau sembuh ya sembuhkan. Kalo tidak ya bawa pulang ke surga aja. Habis itu saya langsung WA suami untuk minta maaf atas kesalahan saya. Ya buat jaga-jaga kalo saya memang udah waktunya pulang. Tapi nggak jadi. Waa, apa saya lebay?
Tapi saya sangat bersyukur karena pada hari Kamis sudah pulang, karena di hari Jumat malam ada gempa yang menggetarkan sebelah selatan Pulau Jawa. Sempat dibangunin mama waktu itu untuk keluar rumah. Puji Tuhan semua aman, tak ada korban dan tanpa kerusakan bangunan. Hanya ada 2 rumah sakit yang katanya mengalami kerusakan parah karena memang kondisi bangunan yang kurang baik. Juga untuk beberapa wilayah di Jawa Barat, semoga semua bangunan yang rusak bisa diperbaiki segera.
Setelah gempa, saya nggak langsung tidur lagi melainkan mencari info perkembangan tentang gempa. Setelah hampir jam 2, saya baru bisa tidur lagi. Tapi susah juga. Sempat kepikiran sama suami di Jogja, kenapa di WA kok nggak masuk-masuk? Mau telepon takut ngagetin, mungkin dia nggak kerasa ada gempa kali ya. Benar dugaan saya, dia sama sekali nggak tahu kalau semalam ada gempa lumayan gede. Padahal saudara saya yang di Jogja juga ngerasa ada gempa.
"Ck, ck, ck. Gempa segede itu nggak bangun? Gimana kalau habis gempa ada tsunami?" Ujar saya.
Ah, sudahlah yang penting semua baik-baik saja. Dan sekarang mulai menulis lagi.
0 Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.