Menemukan Harta Karun di Pasar Kangen Jogja
Yeah, bulan Juli ini saya baru baper, pengen tahu kenapa? Iya, karena saya habis ke Taman Budaya yang sedang mengadakan event Pasar Kangen mulai dari tanggal 7 Juli sampai tanggal16 Juli 2018.
Taman Budaya ini berlokasi dekat dengan Pasar Beringharjo Yogyakarta dan Malioboro.
Di pasar ini kita dapat menemukan barang-barang lawas dan juga makanan jadul. Tenang saja biar jadul tapi makanannya nggak kadaluarsa kok. Tetap fresh dan ada yang dibuat langsung di sana seperti leker.
Ada pun jajanan lain dari jaman dulu yang dijual di sini yaitu Sate Kere, Lempeng, Sagon, Aneka Jenang, makanan ndeso, Kipo, Es Limun, Sarparela atau minuman seperti model cola tapi versi Jawa. Konon, minuman ini adalah minuman favorit para bangsawan.
Sesuai namanya, pasar kangen ini bikin kita bernostalgia dengan masa lalu. Karena kebanyakan yang dijual di sini itu, sudah jarang banget kita jumpai. Ya, saya pun banyak menemukan makanan-makanan baru (buat saya) karena saking jadulnya, he, he.
Mungkin hanya beberapa saja yang masih saya ingat pernah jadi jajan saya waktu saya kecil. Memanggil ingatan masa kecil itu ternyata gampang-gampang susah ya, he, he.
Jujur saya nggak tertarik mencoba jajanan di sini karena saya sudah kenyang, ha, ha, ha. Pintar juga suami saya, mau ngajak pergi ke tempat kuliner tapi suruh makan dulu di rumah sebelum berangkat. Wkwkwk.
Alhasil di sana saya lebih tertarik sama tumpukan majalah lama seperti Bobo, komik-komik tipis Superman, Batman, buku cerita anak seperti Enid Blyton.
Mata saya langsung berbinar-binar ketika menemukan novel karya Enid Blyton bertumpuk-tumpuk.
Sayangnya waktu mau beli buku-buku incaran saya yang pertama ditawarkan 20 ribu/buku, kata suami saya itu mahal. Padahal untuk ukuran saya, buku itu murah karena itu novel lama yang susah banget dicari.
Akhirnya saya berkelana menjelajah pedagang buku yang lain. Dan taraaa, dapat 2 buku Lima Sekawan dengan harga 30ribu dan 3 buku lagi seharga 20ribu. Tapi yang satu buku kecantikan. Jadi saya dapat 5 buku dengan harga 50ribu saja. Yeay!
Majalah lawas ada di sini. |
Hayoo, kamu liatin apa? Lupus, Lupus! |
Aneka barang dari jaman papa mama kita atau dari jaman kakek nenek kita ada di sini. |
Sesekali memekik, lho itu piringnya simak di sini, radionya papahku kok di sini, hahaha.
Eh, ada Si Ular Putih (ketahuan deh, umur saya berapa, he, he, he). Semoga di Jogja bisa sering-sering ada event kayak gini lagi.
Dan harapan saya semoga tempatnya bisa diperluas lagi. Karena untuk masuk ke sini dari parkiran aja, butuh perjuangan ekstra.
Belum lagi jalannya dari satu stan ke stan yang lain itu cukup sempit sehingga pengunjung harus jalan pelan-pelan.
Untungnya para pengunjung di sini cukup tertib, hanya saya aja yang kadang melawan arus sehingga bikin macet, he, he, he.
Hati-hati juga ada copet kalo pas di tengah kerumunan. Bukan parno tapi waspada, karena kata bang napi kan, kejahatan bukan hanya niat dari pelaku tapi juga karena ada KESEMPATAN. Waspadalah, waspadalah!!!
0 Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.