Berlibur 2 Hari 1 Malam di Kaliurang, Yogyakarta (Part 2)
Part 2 (desain by Canva). |
Halo, ini adalah kelanjutan cerita saya tentang liburan di Kaliurang di postinganku sebelumnya.
Pagi Hari di Kaliurang
Setelah melalui malam yang amat dingin, berisik dan susah tidur sampailah kami pada hari yang kedua. Pukul 7 kami baru benar-benar terbangun dan menyadari kalo hari sudah pagi. Rasanya masih belum cukup tidur karena baru sekitar jam 4 atau jam 5 kami benar-benar bisa tertidur lelap. Makasih buat pihak vila yang memperkerjakan pegawainya sampai malam sehingga tamu keberisikan. Tapi sudahlah lupakan semuanya, kini kami harus menyiapkan fisik untuk jalan-jalan lagi. Dan yang harus kami lakukan pertama kali adalah mandi dengan air yang dingin seperti es.
Suami saya yang lebih dulu mandi. Sementara saya sarapan crackers agar tidak terlalu lapar karena udara dingin membuat saya lebih cepat lapar, ha, ha, ha. Sekitar jam setengah delapan saya memberanikan untuk mandi bebek. Pokoknya asal badan terkena sabun dan dibilas air shower yang aliran airnya seakan tak berperasaan membuat badan saya gemetaran. Akhirnya saya berhasil juga melewati mandi pagi yang amat menyiksa itu (agak lebay, ya?).
Museum Ullen Sentalu
Pintu masuk ke Museum Ullen Sentalu |
Museum ini diresmikan tahun 1997 oleh Menparpostel, Joop Ave. |
Harga tiket masuk ke Ullen Sentalu |
Selesai mandi akhirnya sarapan datang juga. Nasi goreng pedas, telur goreng, nugget ayam dan salak cukup membuat saya kenyang. Selesai sarapan kami jalan-jalan sebentar di sekitar Taman Kaliurang. Karena masih sepi kami memilih tidak masuk ke taman tetapi justru berjalan ke kiri bila dari arah vila.
Nggak jauh dari Wisma Kinasih (tempat retreat) terdapat sebuah Museum Ullen Sentalu. Kami berjalan terus ke sana namun seperti kisah pertama, nggak jadi masuk lagi karena waktunya mepet sementara kalau mau masuk ke museum harus pakai guide dan ikut rombongan. Padahal jam 12 siang kami harus check out dari vila, sementara itu kami harus menunggu ada pengunjung lainnya datang. Harga tiket untuk wisatawan dalam negeri 40 ribu untuk dewasa, 20 ribu untuk anak-anak. Untuk wisatawan asing 60 ribu dewasa, 40 ribu anak-anak.
Kembali ke Fuji Villa lewat jalan kampung, ternyata di sini banyak sekali tempat penginapan ada yang sederhana, mewah, kamar sedikit sampai kamar yang banyak ada semua. Kalo yang di dalam kebanyakan rumah penduduk yang berubah fungsi
Nggak jauh dari Wisma Kinasih (tempat retreat) terdapat sebuah Museum Ullen Sentalu. Kami berjalan terus ke sana namun seperti kisah pertama, nggak jadi masuk lagi karena waktunya mepet sementara kalau mau masuk ke museum harus pakai guide dan ikut rombongan. Padahal jam 12 siang kami harus check out dari vila, sementara itu kami harus menunggu ada pengunjung lainnya datang. Harga tiket untuk wisatawan dalam negeri 40 ribu untuk dewasa, 20 ribu untuk anak-anak. Untuk wisatawan asing 60 ribu dewasa, 40 ribu anak-anak.
Jalan-jalan pagi ke Taman Kaliurang & Museum Ullen Sentalu. |
Kembali ke Fuji Villa lewat jalan kampung, ternyata di sini banyak sekali tempat penginapan ada yang sederhana, mewah, kamar sedikit sampai kamar yang banyak ada semua. Kalo yang di dalam kebanyakan rumah penduduk yang berubah fungsi
Sekitar pukul 11 kami check out dari hotel dan pergi ke Menara Pandang yang jaraknya 6 km jika ditarik garis lurus dari puncak Merapi. Hampir bisa dikatakan tidak ada pengunjung ketika kami ke sana. Tempatnya agak seperti taman bermain, ada beberapa kios dekat lokasi parkir. Tiket masuk 2000/orang dan 2000 untuk sepeda motor. Murah, kan? Saya pilih wisatanya yang murah terus ya? Pletak *tepukjidatsendiri.
Taman Nasional Gunung Merapi
Taman Nasional Gunung Merapi. |
Lanjut dari Menara Pandang kami ke Taman Nasional Gunung Merapi, kalo umumnya sih tempat ini disebut Kaliurang. Ciri khas tempat ini adalah Tugu Elang Jawa yang merupakan hewan paling dilindungi dan kawasan ini adalah tempat habitat bagi mereka yang kian hari makin sedikit. Mungkin sekarang jumlahnya tidak lebih dari 10 ekor.
Selain Elang Jawa, hewan yang hidup dilindungi di sini adalah kera ekor panjang atau kalo orang sana bilang monyet atau munyuk. Mereka suka beraktivitas di dekat manusia. Jangan heran jika ada kera yang tiba-tiba merebut makanan kita, mereka juga suka iseng sama pengunjung, suka bertatap mata sama orang (kemarin saya juga sempat ditatap sama monyet, naksir kali ya, wkwkwk), suka ngagetin orang dengan tiba-tiba menjatuhkan ranting atau menarik barang yang kita bawa. Biasanya mereka suka turun gunung di sore hari. Kalo siang mungkin mereka lebih suka bermain di pohon, berkutu-kutuan atau tidur siang.
Oo siapa dia? Baru makan buah lalu melemparkan kulitnya ke orang yang lagi duduk di bawahnya, ha, ha, ha. |
Makan siang kami, Nasi Goreng Klenyer dan Sate Kelinci |
Begitu sampai di air terjun, saya kaget karena bayangan saya air terjun itu selalu banyak air dan bawahnya ada kolam besar dengan aliran air yang deras turun dari tebing. Ternyata air terjun Muncar hampir tidak ada airnya, cuma seperti aliran air yang merembes di dinding. Kata suami saya kadang kalo lagi musim kemarau seperti sekarang, airnya nggak ada, jadi ini termasuk banyak.
Puas menikmati suasana alam hutan alami dan sedikit was-was karena kera-kera sudah mulai turun, kami pun keluar. Suami bermaksud beli oleh-oleh buat maminya, maka berjalanlah kami menuju pedagang buah yang berada tidak jauh dari pintu masuk. Mereka berteriak-teriak terus saat kami mendatangi salah satu penjual. Agak menyesal sih, beli di tempat ini. Karena talas dan salak yang kami beli ternyata banyak yang busuk, harganya juga mahal. Hal ini kami ketahui ketika sudah sampai di rumah. Lain kali kami harus lebih hati-hati beli oleh-oleh di tempat wisata.
Kami pun ke kios makanan memesan Sate Kelinci dan Nasi Klenyer. Untuk seporsi Nasi Sate Kelinci harganya 20.000 isi 5 tusuk dan Nasi Klenyer 25.000. Rasa makanan yang kami pesan ternyata tidak mengecewakan, semua enak terutama Nasi Klenyernya, ini adalah nasi goreng namun rasanya ada bumbu tongsengnya, dagingnya pakai daging kambing yang empuk. Hmm, enak banget! Penasaran? Ke Kaliurang aja!
Sebelum pulang kami menyempatkan membeli jadah tempe, satu paket berisi 10 jadah, 10 tempe seharga Rp. 22.000,- sukses kami bawa pulang buat oleh-oleh mamah mertua.
Museum Gunung Merapi
Museum Gunung Merapi. |
Hari masih sore, kami mampir ke Museum Gunung Merapi. Harga tiket masuknya hanya 5 ribu rupiah per orang plus parkir 3 ribu. Tempatnya bagus banget. Saat memasuki museum yang pertama kali yang dilihat adalah replika Gunung Merapi yang mensimulasikan sebaran awan panas 3 letusan di tahun 1969, 1994 dan 2006. Gunung Merapi merupakan salah satu gunung paling aktif di dunia.
Replika Gunung Merapi. |
Berjalan di sebelah kiri ada ruangan yang menyimpan koleksi benda-benda sisa akibat letusan merapi tahun 2010. Ada juga tulisan-tulisan yang mengharukan dari para korban bencana, ada yang kehilangan ternaknya, rumah, suami, istri dan anak tapi mereka berusaha untuk tegar dan tetap menjalani hidup. Ada juga kisah-kisah dari para relawan yang turut membantu mengevakuasi warga.
Isi MGM yang sangat informatif tentang kegunungapian. |
Di bagian lain ada peta di mana gunung berapi berada tersebar di seluruh dunia, koleksi foto-foto gunung Merapi dari tahun ke tahun, informasi kegunungapian, ada batu-batu dari gunung berapi di Indonesia yang ternyata bentuk dan jenisnya bermacam-macam.
Sebenarnya berada di Museum Gunung Merapi sangat mengasyikkan karena bisa menambah pengetahuan tentang gunung Merapi, namun saya merasa lelah untuk membaca satu persatu keterangan dari alat edukasi di sana. Kebanyakan pengunjungnya adalah anak-anak, remaja dan orang tua yang membawa anak-anaknya.
Museum Gunung Merapi ini jadi tempat terakhir dari perjalanan wisata kali ini. Lain waktu mungkin kami akan ke Merapi Park, Museum Sisa Hartaku, Kali Kuning, Ullen Sentalu dan naik jeep, ha, ha, ha. Tentu untuk semua itu saya dan suami harus siapkan fisik dan juga kantong yang lebih tebal.
Sekian dan trimakasih sudah membaca :).
15 Komentar
Sate Klenyer e enak mba? Penampakannya mengoda apalagi kalau udara dingin ya.
BalasHapusUntuk lidah saya enak sekali mba, kerasa rempahmya dan daging kambingnya banyak.
HapusDuh... Pikniknya lengkap sekali... Saya pengen ke ulen sentalu juga blm jadi-jadi... Wah baru tahu nasi klenyer... Jadi pengen nyoba nih... Tfs mb...
BalasHapusBelum semuanya mba, masih ada yang diskip karena waktunya mepet.
HapusTernyata kalo dijalani, mengeksplor Kaliurang itu memang tidak cukup 1-2 Hari ya..
BalasHapusIya,mba. Butuh 3 atau 4 hari kayaknya baru puas.
HapusMakasih banget Mbak, aku lagi nyari review liburan ke Kaliurang. Kusimpan nih tulisannya.
BalasHapusSama-sama mba Dhita.
HapusSayang banget nggak ada air hangat di villa-nya.
BalasHapusTapi kayaknya terobati dengan main2 di banyak tempat wisata di kaliurang yaaa
Iya, kalau mau air panas harus bakar sampah dulu, hiks.
Hapusitu vila nya nggak ada air panas apa gimana mb? kok mandinya pakai air dingin? ya amplopp.
BalasHapusmasih banyak tempat kece lho mb di Kaliurang. hehe
Aslinya ada, tapi pemanasnya itu pakai cara tradisional. Harus bakar sampah dulu di bawah tempat tandon airnya, trus airnya yang ke kamar mandi jadi hangat. Tapi, kan ribet.
HapusMasih belum kesampaian liburan ke Kaliurang. Moga - moga ada kesempatan. Makasih referensinya, ya.
BalasHapusSama-sama Mbak Ety.
HapusWaaah ternyata ada banyak pilihan wisata yah di sekeliling Kaliurang. Belum pernah ke Ulen Sentaluuu. Ih, malu padahal aku warga Jogja asli huhu. Next time ke sana ah~
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.