7 Ciri-ciri Toxic People yang Patut Diwaspadai
Apa itu Toxic People?
Akhir-akhir ini topik tentang toxic people sempat rame dibicarakan di media sosial. Sebenarnya apa sih, toxic people?
Oke, aku coba artikan mandiri lebih dulu. Kata "toxic" itu bisa diartikan "racun" dan people adalah "orang". Toxic people bisa berarti orang yang meracuni.
Sekarang aku coba googling, dikutip dari situs hello sehat. Toxic people atau orang-orang beracun adalah orang yang suka menyusahkan atau merugikan orang lain baik secara fisik maupun emosional.
Dari sumber yang lain, toxic people ini efeknya bisa menghambat produktivitas seseorang bahkan membuat patah semangat karena tindakan atau perkataannya.
Berdasarkan pengertian tadi, aku jadi intropeksi diri, jangan-jangan aku termasuk dalam kriteria toxic people ini? Ha, ha, ha...aku berharap sih, tidak ya! Jangan sampai deh, jadi orang yang meracuni orang-orang.
Lalu gimana ciri-ciri toxic people ini?
7 Ciri-ciri Toxic People
1. Suka merendahkan dan meremehkan orang lain
Bila kamu bertemu dengan seseorang yang bawaannya selalu merendahkan kamu, hati-hati mungkin dia salah satu dari toxic people ini.
Sebagus-bagusnya prestasimu, nggak akan pernah diakuinya. Bahkan dia selalu mencari-cari kekuranganmu dan berusaha untuk meruntuhkan semangatmu.
2. Selalu mengkritik dengan kata-kata yang pedas
Selain merendahkan, dia juga suka mengkritik dengan kata-kata yang pedas. Tujuannya apa? Agar dia bisa membuat kamu merasa tidak nyaman.
Kritik memang perlu untuk membangun seseorang, tapi kritik yang diberikan mereka ini malah menghancurkan semangatmu.
3. Tidak bisa berempati atas perasaan orang lain
Ciri lain dari toxic people adalah dia sukar untuk memahami perasaan orang lain. Mungkin aja dia udah mati rasa sehingga nggak peka sama perasaan orang. Malah mereka heran kenapa orang lain bisa sedih hanya karena kritik atau ucapannya?
Lebih kejamnya lagi nih, mereka malah bilang orang lain lebay, baper bahkan ngatain cengeng. Kalo dikasih tahu ada yang terluka gara-gara ucapan atau sikap si toxic people.
4. Hanya mau senangnya saja
Jika dibutuhkan seringnya dia memberi alasan untuk tidak memberi bantuan. Sekali memberi bantuan, dia akan selalu mengungkit kebaikan yang pernah dilakukan.
Sebaliknya dia justru selalu menuntut orang lain agar membantunya. Bila tidak dibantu ia akan menuduh teman-temannya nggak peduli padanya.
5. Merasa dirinya yang paling benar
Toxic people selalu menganggap dirinya paling benar dan orang lain salah. Nah, jika ada masalah maka mereka cenderung selalu menyalahkan orang lain. Dia akan memposisikan dirinya sebagai korban.
Dia juga enggan meminta maaf bila merugikan orang lain. Sekalinya minta maaf, itu hanya sebatas di bibir saja bukan dari hatinya.
6. Suka mengatur dan memanipulasi orang lain
Orang yang toxic lebih suka mengatur orang lain dan memanipulasi agar semua menuruti keinginannya.
Situasinya dibuat sedemikian rupa, entah dengan cara mengeluhkan situasi dirinya. Dan membuat orang setuju dengan pendapatnya.
Misalkan ada orang yang sudah berencana pergi ke suatu tempat, tapi dia tidak suka. Maka ia akan membuat rencana itu tidak berhasil dengan alasan tertentu dan mengalihkan ke tempat lain.
7. Senang menjadi pusat perhatian
Biasanya toxic people lebih banyak berbicara daripada mendengarkan. Dia membuat semua orang mendengarkan keluhan, pendapat dan semua kritikannya.
Dia juga enggan menerima pendapat orang lain dan lebih cenderung mempertahankan pendapatnya sendiri meski keliru.
Tips Dalam Menghadapi Toxic People
Toxic people cenderung membuat suasana menjadi negatif, tidak menyenangkan dan tidak nyaman.
Berada di dekat orang toxic membuat energi positif cenderung menurun dan menyita pikiran. Karena kita terus mendengarkan kritikannya yang terlalu kritis bahkan menjatuhkan.
Bagaimana jika yamg jadi toxic people justru teman dekat, anggota keluarga atau bahkan orang tua kita? Wah, bisa bikin stress!
Aku pun sering menemukan orang-orang seperti ini dalam kehidupan sehari-hari. Intinya nggak usah terlalu mengikuti permainannya. Nggak perlu juga nurutin apa maunya, karena bakalan bikin kesel sendiri.
Nggak perlu juga terlalu memikirkan kata-kata mereka yang cenderung mematahkan semangat. Tetap santai kerjakan apa saja yang bisa dikerjakan, sibukkan diri.
Banyakin bersyukur agar nggak ikut-ikutan ngeluh misal seperti masa pandemi ini, si toxic people bakal ngomong, sepi, pendapatan turun, besok masih bisa makan atau enggak? Kritik pemerintah, kritik sana-sini, dll.
Mending berdoa. Yakin bahwa Tuhan lebih besar dari semua persoalan paling besar seÄ·ali pun. Kalo bisa sih, jauhin orang-orang toxic kayak gini.
Bagaimana jika yamg jadi toxic people justru teman dekat, anggota keluarga atau bahkan orang tua kita? Wah, bisa bikin stress!
Aku pun sering menemukan orang-orang seperti ini dalam kehidupan sehari-hari. Intinya nggak usah terlalu mengikuti permainannya. Nggak perlu juga nurutin apa maunya, karena bakalan bikin kesel sendiri.
Nggak perlu juga terlalu memikirkan kata-kata mereka yang cenderung mematahkan semangat. Tetap santai kerjakan apa saja yang bisa dikerjakan, sibukkan diri.
Banyakin bersyukur agar nggak ikut-ikutan ngeluh misal seperti masa pandemi ini, si toxic people bakal ngomong, sepi, pendapatan turun, besok masih bisa makan atau enggak? Kritik pemerintah, kritik sana-sini, dll.
Mending berdoa. Yakin bahwa Tuhan lebih besar dari semua persoalan paling besar seÄ·ali pun. Kalo bisa sih, jauhin orang-orang toxic kayak gini.
Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik (1 Kor 15: 33).
Aku nulis nggak buat nyindir siapa pun. Bahkan tulisan ini bikin aku introspeksi diri, mungkin secara nggak sadar aku pun masuk dalam kriteria toxic people.
Cara aku biar nggak jadi toxic people adalah berhenti mengkritik orang lain, lebih fokus sama hidupku, kerjaanku, lebih banyak bersyukur daripada ngeluh. Berusaha memaklumi kekurangan orang lain dan belajar untuk memaafkan.
Hidup juga lebih damai bila kita nggak meracuni pikiran orang dengan pola pikir negatif dari kita. Biar semua nyaman dan bikin adem hati juga pikiran. Jadi sebaiknya jauhi toxic people ini aja!
Aku nulis nggak buat nyindir siapa pun. Bahkan tulisan ini bikin aku introspeksi diri, mungkin secara nggak sadar aku pun masuk dalam kriteria toxic people.
Cara aku biar nggak jadi toxic people adalah berhenti mengkritik orang lain, lebih fokus sama hidupku, kerjaanku, lebih banyak bersyukur daripada ngeluh. Berusaha memaklumi kekurangan orang lain dan belajar untuk memaafkan.
Hidup juga lebih damai bila kita nggak meracuni pikiran orang dengan pola pikir negatif dari kita. Biar semua nyaman dan bikin adem hati juga pikiran. Jadi sebaiknya jauhi toxic people ini aja!
33 Komentar
Mari hindari toxic people dan hindari menjadi toxic people
BalasHapusBetul, betul. Jangan jadi toxic juga ha, ha
Hapusorang sperti itu sih kata aku sih patut dihindari daripada dihadapi, atau cuek saja
BalasHapusIya cuekin aja. Anggap angin lalu, hehe
HapusTipe orang begini ga akan pernah kudeketin. Pernah sih ketemu yg begini, tapi begitu tau sifatnya begitu, lgs jauhin, gausah berhubungan lagi, dan block kalo bisa :D.
BalasHapusBikin hidup kita ga tenang, nyakitin hati juga kan.
Wkwkwk, yang susah itu kalo dia selalu ada di lingkungan sekitar kita. Apalagi kalo anggota keluarga.
HapusYap bener bangeeet, aku pun punya temen yg bisa dibilang toxic people, lama2 q menjauh dan adem banget telingaku. Wkwkwk
BalasHapusSemoga dg tulisan ini bisa jd pengingat supaya kita nggak jd toxic people ya mbak :)
Iya, kalo toxic people baiknya dihindari aja. Amin. Tulisan ini buat pengingat saya biar nggak jadi toxic bagi orang lain.
HapusWaahahaha pas banget mba aku juga lagi manage emosi karena berbenturan dengan toxic people. And yess, bener kata mba, jauhi aja. Makanya ini aku lagi berusaha adem-ademin hati biar ngga terlalu nanggepin sikap dan kata yang tidak mengenakkan ituu.
BalasHapusMenghambat kemajuan diri sendiri juga ya mba, kalo kebanyakan dengar omongan negatif
Hapusmerasa dirinya paling benar, uh pernah ketemu orang kaya gitu. Ada saksinya pula mengatakan jangan melakukan A, tapi tanpa sadar dia sedang melakukan hal A itu. Aku sampai geleng-geleng kepala. Kapok dah habis itu ga mau lagi berhubungan sama orang semacam itu. Toxic dan Jarkoni
BalasHapusIya kesannya jarkoni banget kalo gitu, wkwkwk
HapusDewasa ini (((dewasa ini))) saya merasakan bahwa kita lebih concern kepada kesehatan mental. Orang dengan sifat-sifat di atas memang patut untuk dihindari demi menjaga kesehatan mental kita. Namun, mungkin saya ini opini tidak populer, saya juga mikir, apakah toxic people itu juga sedang mengalami masalah dengan kesehatan mentalnya? Saya bukan anak psikologi, bukan seorang yang punya latar belakang pendidikan psikologi meski pernah mengecap satu matkul psikologi beberapa tahun silam, dan tidak pernah rasanya belajar soal ini. Saya jadi penasaran.
BalasHapusEntahlah, mungkin juga dia seperti itu juga dipengaruhi lingkungan yang juga toxic. Atau sifat menurun dari orang tuanya?
HapusCuekin aja sih memang si toxic people itu. Nantinya juga bakal capek sendiri dia karena nggak ditanggapin. Tetap SemangatCiee dan selalu berdoa
BalasHapusBetul! SemangatCiee juga mba Fenni :))
Hapusmmhh saya punya ga ya salah satu cirinya? nampaknya sih ga punya semuanya hahah aamiin. pede banget ya hahaha. semoga saya menjadi orang yang tidak termasuk toxic ya buat orang lain termasuk mba Yus. tapi saya sering gangguin ya nanya-nanya blog mulu hehehe, sabar ya mba Yus
BalasHapusHahaha gpp, pede aja mba..perilaku toxic itu biasanya bikin mental orang down. Kalo saya ditanya2 sama mba Mei ya malahan senang, kalo bisa kujawab, kalo enggak kita sekalian belajar bareng dan jadi teman diskusi.
HapusMasih banyak toxic people di sekitarku. Moga aja aku nggak jadi toxic people juga. hehe
BalasHapusSemoga saya juga, amin :))
HapusToxic people itu sadar ga ya dia toxic? kadang kalau ketemu org gitu aku sih langsung bilang apa yg dia lakukan toxic. Namun, susahnya kalau itu keluarga kita sendiri apalagi orang tua. hiks
BalasHapusMbak Yustrini mah honey people. Udah pembawaannya ayu, baik hati pula. Aku banyak belajar darimu mbak. Salut banget dah.
BalasHapusWah, makasih..saya jadi besar kepala nih, mba, ha, ha. Tapi saya amin kan saja. Semoga jadi dalam hidup saya. Salut sama Mba Deris juga, yang pintar menulis review. Aku kagum tulisannya yg buat revu itu. Dan aku pun belajar banyak darimu mba :))
HapusJangan sampai jadi orang yang toxic, karena tetap kita akan kena imbas negatif juga. Orang juga jadi ilfil sama kita.
BalasHapusKalau ada orang yang toxic mendingan ga usah sering2 interaksi, kan kita akan jadi mirip dengan orang yang sering bersama kita/sering komunikasi.
Thanks mba sharingnya
Wah, betul juga, kita akan jadi mirip dengan siapa kita bergaul. Pergaulan yang buruk memengaruhi kebiasaan yang baik. Jangan sampai kebiasaan baik kita yang hilang.
HapusBanyaaakkk di zaman now yang kayak gitu ya, Mbak. Tapi naudzubillah, semoga saya gak termasuk di dalamnya. Aamiin.
BalasHapusSalah satu cara menghindarinya adalah menguatkan jiwa kita dlu. Klo udah kuat, insya Allah gak akan terpengaruh oleh orang2 kayak gitu. Woles aja dan fokuskan diri ke pencapaian berikutnya.
Iyaaa, setuju fokus aja sama apa yang ingin dicapai dan kerjakan dalam hidup kita.
HapusAku kalau baca ini jadi auto mikir. Aku toxic nggak ya buat orang lain?
BalasHapusKarnaaaa...
Kita tuh sering bnget kaya menganggap orang lain toxic. Tapi lupa kalau kita juga bisa begitu ke orang lain.
Yup, saya juga nulis buat renungan sendiri juga apakah saya toxic bagi orang lain?
HapusMbak Yustrini.... sese-temen bloger juga ada lho yg gak sadar suka toxic comment. Bukan di Estrilook lho yaa...hehe... nah beliau itu suka rada menohok kl komen. Meski dikemas dg bahasa yg halus tetep keliatan kok. Sy pribadi gak berniat komen balik dg toxic jg, justru sy komen baik2 aja...
BalasHapusWah, siapakah itu? Semoga bukan saya, selama ini aku berusaha ninggalin jejak yang positif di semua postingan teman-teman. Ah, semoga kita semua bukan orang yang toxic.
HapusWah banyak nih tipe orang begini yang bertebaran dimana mana. Hihihi. Mudah mudahan dan pastikan bukan kita yang begitu. Kalau aku sih lebih memilih diam, dan menaggapi lawan bicara seperlunya ja misal mengangguk, tersenyum jadi silent reader aja nih, dari pada ikut nimbrung malah dosa.
BalasHapusBetul mba mending diam aja, kalo dibantah ntar malah rame hi, hi,
HapusTerima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.