Tips Membeli Makanan di Tempat Wisata
Tips membeli makanan di tempat wisata. Viralnya video yang diunggah oleh salah satu netizen tentang mahalnya harga pecel lele di Malioboro membuatku pengen nulis uneg-uneg ini. Jujur, ikut kesel juga dengar mbak-mbaknya curhat. Beli pecel lele, nasi, lele dan lalapannya dihitung per item. Kenapa nggak sepaket 37k aja? Pantes aja mbaknya jengkel. Apalagi Jogja terkenal dengan makanannya yang murah.
Hmm, tetapi apakah betul murah?
Nyatanya, harga Sate Ayam di Bantul dan Jogja aja udah beda. Aku bisa menemukan harga seporsi Sate Ayam di dekat ringroad harga 12k. Tapi jika sudah ke arah selatan, maka kita bisa mendapat yang harganya cuma 10k.
Kebalikannya, jika kita belinya di daerah kota maka harganya akan bervariasi dari 14k hingga 36k. Dan semuanya berisi 10 tusuk sate ayam plus bumbu tanpa lontong.
Kalo menurutku, dibanding Purwokerto harga makanan di Jogja lebih mahal. Di Purwokerto, untuk seporsi sate ayam bisa dibeli mulai harga 10k sampai 20k saja. Udah enak dan dagingnya besar-besar.
Wedang ronde cuma 6k. Sementara kalo di Jogja paling murah itu 8k. Jadi, anggapan harga makanan di Jogja murah itu mungkin bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar atau luar Jawa.
Di Jogja, kita memang bisa membeli nasi plus gorengan atau lauk sate di bawah 10k. Tapi itu di angkringan dan dengan porsi kecil.
Nah, daripada berdebat. Mending aku tulis tips bagaimana cara membeli makanan di tempat wisata, biar kejadian nyesek yang dialami oleh cewek di video itu tidak terulang.
Tips Membeli Makanan di Daerah Wisata
Kalo sedang berwisata trus udah jam makan pasti mau nggak mau harus beli makanan ya. Lalu apa yang harus dilakukan, biar perut aman, tapi dompet aman juga. Dan nggak dongkol juga. Ini nih tips dariku:
1. Pilih Warung yang Memasang Harga Menu
Waktu masih kecil, aku pernah jalan-jalan di Malioboro bareng kakakku dan makan bakso. Pas bayar jadi kaget juga karena harga bakso di sana itu 2-3 kali lipatnya harga normal.
Belum lagi banyak pengamen yang berseliweran. Yah, habis dong uang saku pemberian mama, hu, hu.
Sejak kejadian itu, aku selalu pilih warung atau tempat makan yang pasang menu harganya. Kalo nggak ada, selalu tanya dulu. Bila sudah klop sama harganya baru pesen deh!
Apa pernah tanya lalu nggak jadi pesan? Pernah juga ha, ha.
2. Pilih Foodcourt
Biasanya di tempat wisata itu ada foodcourt atau bagian khusus makanan yang disediakan pengelola. Mahal, iya tapi masih dalam batasan wajar.
3. Pilih Tempat Makan yang Sudah Terkenal
Daripada pilih warung tenda yang minimalis tapi harga nggak minimalis lebih baik pilih yang namanya sudah akrab di telinga. Misal, di Malioboro, ada banyak restoran siap saji dan tempat makan dari brand terkenal. Aku pribadi lebih memilih makan di sana dibanding beli di warung kaki lima.
Selain itu, kebersihan lebih terjaga dan harga masih dalam batas wajar.
4. Bawa Bekal dari Rumah
Mungkin ini tips yang nggak praktis banget. Harus bawa bekal dari rumah. Nggak harus menyiapkan sendiri kalo memang repot. Bisa beli aja di tengah jalan sebelum ke obyek wisata.
5. Mencari Tempat Makan di Luar Area Wisata
Nah, ini yang sering aku lakukan ketika sudah mendekati jam makan. Biasanya aku akan pergi ke tempat makan yang agak jauh dari tempat wisata. Bisa jadi ajang coba-coba nikmatin kuliner dengan sensasi baru juga.
Favoritku biasanya kalo sedang berwisata di alam, aku memilih warung yang berada di perkampungan atau desa. Soal rasa adalah masalah selera namun harga dijamin lebih murah daripada yang ada di tempat wisata.
Kalo di Malioboro cobalah bergeser sedikit dari sana, udah banyak banget pilihannya. Kalo bingung boleh tanya mbah Google, mana restoran yang recommended.
Berpikir Positif
Sebagai wisatawan kadang yang aku pikirkan adalah berbagi rejeki sama orang-orang yang membuka usaha di tempat wisata. Tapi, kalo kejadiannya kayak yang viral itu, ya nyesek juga.
Tapi kasihan juga sih kalo diviralin gitu. Dampaknya bisa ke warung-warung yang ada di sana. Bisa jadi sepi. Kasihan kan?
Padahal menyewa tempat di area wisata itu nggak murah, ya wajar jika mereka pasang harga menu yang mahal. Belum lagi mereka harus pergi jauh untuk berbelanja.
Bila lokasi untuk mendapat bahan dagangan ada di sekitar situ, harganya pasti udah mahal.
Dulu waktu aku masih jualan, pasti kalo hari Lebaran harga-harga di pasar naik. Jadi mau nggak mau, jualannya juga harus naik.
Nah, yang terpenting kita tujuan berlibur itu untuk menyegarkan pikiran dari kepenatan, jangan hanya karena jajan kemahalan malah jadi nggak asyik. Anggap aja berbagi berkat. Dan percayalah apa yang ditaburkan menjadi berkat nanti akan diganti berlipat kali ganda.
Sekian dulu tulisanku kali ini. Kalo kamu ada tips membeli makanan di tempat wisata yang lain boleh lho tulis di kolom komentar. Terima kasih :))
2 Komentar
Dulu juga pernah viral makan di anyer dan kita dari kantor jalan2 ke anyer, pas cari makan kita tanya dulu satu-satu harganya takut kejebak. Untungnya harganya normal 😁
BalasHapusIntinya kalo mau cari tempat makan di tempat wisata gak usah gengsi. Tanya dulu harganya kan bisa, gak perlu gengsi menurutku...
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.