Aturan Pakai Masker Dilonggarkan, Sudah Amankah Kita?
"Udah, nggak pakai masker nggak papa, kok!"
"Wah, iya ya, kan sudah aman."
Hmm, benarkah? Sebagai mama baru, aku masih merasa khawatir jika nantinya aturan ini bakalan jadi bumerang buat kita. Masa iya, sudah sebebas itukah kita boleh lepas masker?
Atau jangan-jangan kita baca berita cuma judulnya aja? Wah, bisa kena hoaks nih!
Mengobati rasa penasaran, aku coba googling berita jelasnya. Daaan, ketemu! Aku pun mengerti ternyata aturan boleh lepas masker ini masih ada poin-poin khusus yang perlu diperhatikan. Apa saja?
Arahan Pak Jokowi Tentang Boleh Lepas Masker
Tentu berita tentang lepas masker bikin kita bergembira ya?
Gimana enggak? Sebagai ibu rumah tangga, anggaran buat membeli masker ini berarti sekali lho! Kami memang menggunakan masker kain dan masker sekali pakai sekaligus.
Meski bisa dicuci ulang, masker kain ada masanya harus ganti dengan yang baru. Masker sekali pakai digunakan untuk cadangan jika sedang kehabisan masker kain atau sedang keluar rumah.
Nah, sewaktu mendengar kabar berita boleh lepas masker, aku sedikit lega, karena itu artinya bisa berhenti beli masker kesehatan dan bisa dialihkan untuk beli masker kecantikan #eh.
Eh, tapi ternyata... masih ada poin yang kudu diperhatiin lagi dong! Apa sih? Yuk, kita baca ulang pernyataan Pak Presiden Jokowi!
Dikutip dari cnbcindonesia(dot)com, pernyataan lengkapnya:
"Bapak ibu, saudara sekalian dengan memperhatikan posisi saat ini di mana penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang semakin terkendali, maka perlu saya menyampaikan beberapa hal.
Pertama, pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker. Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker.
Namun untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik, tetap harus menggunakan masker. Bagi masyarakat yang masuk kategori rentan, lansia atau memiliki komorbid saya tetap sarankan untuk menggunakan masker saat beraktivitas. Kemudian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek maka tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas.
Kedua, bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri yang sudah mendapatkan dosis vaksinasi lengkap maka sudah tidak perlu lagi melakukan tes swab PCR maupun antigen."
Bukan tanpa alasan pemerintah sudah melonggarkan peraturan pakai masker yang sering bikin pro-kontra di masyarakat. Suami istri juga bisa berantem gara-gara masker lho!
Akhirnya kita bisa bernapas lega! Boleh nggak pakai masker di tempat terbuka dan tidak padat orang. Ingat! Tempat terbuka yang tidak padat orang. Artinya, kalau lagi di pantai atau tempat wisata yang banyak orang, masih harus pakai masker. Di mall dan di ruang tertutup, harus pakai masker.
Poin selanjutnya, bagi yang rentan, memiliki komorbid dan lansia disarankan masih memakai masker saat beraktivitas. Dan yang batuk pilek harus pakai masker.
Jelaskan? Jadi kita masih harus tetap memakai masker saat beraktivitas di ruangan tertutup dan ruang terbuka yang padat orang.
Indonesia Terlalu Cepatkah Melonggarkan Aturan ini?
Beberapa negara di dunia ada yang sudah melonggarkan aturan memakai masker. Negara Denmark menjadi negara Uni Eropa pertama yang melonggarkan aturan pemakaian masker sejak Agustus tahun lalu.
Selain Denmark, negara yang sudah menghapus aturan masker ada Perancis, Jerman, Italia, Wales, Belanda, Republik Ceko, Yunani, Austria. Tetapi mereka masih mewajibkan pemakaian masker di angkutan umum dan ruang tertutup.
Sedangkan negara Paman Sam-Amerika, Inggris, Irlandia, Hungaria, Swedia, dan beberapa lagi, sudah membebaskan warganya tidak memakai masker di luar dan di dalam ruangan. Tetapi masih mewajibkan memakai masker di rumah sakit dan bandara.
Mestinya kita tahu jika masyarakat di negara-negara di atas itu peduli banget soal menjaga kesehatan dan kebersihan. Jauuuh jika dibandingkan sama orang kita yang cenderung apa adanya. Atau malah karena kita nggak bersih-bersih amat jadi tahan banting?
Negara lain lockdown, kita tetap santai. Ekonomi juga cepat pulih, wisata jalan lagi.
Kebiasaan Memakai Masker dan Kebiasaan Baru Menjaga Kesehatan
Jadi, apakah kamu akan tetap memakai masker dan tetap membiasakan diri melakukan kebiasaan baru seperti 3M atau 5M? Atau bebas nggak pakai masker dan kembali ke kebiasaan lama?
Kalau aku pribadi masih memilih tetap memakai masker setiap keluar rumah atau saat berpergian.
Kenapa?
Ya, sayang banget jika kebiasaan memakai masker yang sudah diusahakan selama kurang lebih dua tahun ini menghilang begitu saja.
Aku termasuk orang yang nggak bisa pakai masker. Sesak napas hingga kepanasan selalu jadi alasanku nggak mau pakai masker dari dulu.
Berkat pandemi, aku jadi pintar memakai masker. Manfaat yang paling aku rasakan saat rajin memakai masker itu jadi jarang batuk pilek atau sakit tenggorokan.
Jika ada yang baru batuk atau pilek juga nggak mudah tertular.
Selain memakai masker, aku juga mau menjaga kebiasaan baik jika habis dari luar rumah selalu cuci tangan pakai sabun.
Untuk jaga jarak dengan orang, aku seringnya jaga jarak terutama kalau orangnya nggak pakai masker. Kan tidak tahu apakah dia sehat atau tidak. Yang terlebih penting mencegah lebih baik daripada mengobati ketika sudah sakit.
Nah, gimana denganmu? Apakah sama masih memakai masker atau sudah tidak pernah lagi nih?
Referensi bacaan:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220519074839-4-340025/simak-penjelasan-lengkap-jokowi-soal-izinkan-lepas-masker
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220518141820-4-339865/aturan-soal-masker-dilonggarkan-apakah-memang-ri-sudah-siap/2
3 Komentar
Sama, Yus. Aku juga masih pakai masker kalau pergi-pergi. Aku tuh nggak tahan asap rokok. Dan kalau diinget-inget ... iya sih sekarang jarang batuk pilek. Salah satunya mungkin karena terlindung masker ya.
BalasHapusSaya masih pakai masker kak. Kadang dilepas kalo ditempat sepi ngga ada orang lain
BalasHapustemen-temenku malah dengan santainya waktu aku tanya "mana maskermu", dijawab "kata jokowi udah gak apa-apa kalau ga maskeran", ternyata yang ditangkap dari infonya Pak Jokowi hanya "bebas masker".
BalasHapustemenku nggak merhatiin ada point point lain yang kudu diperhatikan
awal-awal maskeran dua tahun lalu, kalau diruangan pakai masker udah engap, lama-lama aku biasakan sampe sekarang
ditambah lagi udah pernah kena covid, jadi agak parno juga
terus masih sering bolak balik ke rumah sakit, kalau nggak maskeran kan "bahaya" juga.
Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.