Siapakah Aku, Sehingga Boleh Bangga Menjadi Narablog?
Mengapa Aku Ngeblog?
Aku bukanlah
siapa-siapa, bukan artis, bukan anak pejabat atau seorang pujangga, eh*. Aku ini seorang wanita yang punya hobi membaca dan menceburkan diri dalam dunia menulis.
Maafkan jika tulisanku masih kacau-balau seperti ini dan bikin bosan bacanya. Hiks! Tapi katanya menulis itu harus dilatih terus-menerus biar lancar.
Waktu kecil nih, aku suka baca buku novel petualangan karya Enid Blyton. Hayooo, apa kamu tahu juga penulis ini?
Yup, betul sekali. Beliau adalah seorang penulis buku cerita anak-anak dan remaja asal Inggris. Suatu saat aku membaca kisahnya selama menjadi penulis, hal ini yang selanjutnya membuatku ingin menjadi seorang penulis.
Tahub 2004 aku mulai menulis cerpen dan pertama kalinya juga cerpenku dimuat dalam media cetak. Selanjutnya aku terus menulis cerpen walau kebanyakan ditolak.
Tahun 2016 merupakan awal mula perjumpaanku dengan blog. Kala itu belum ada niat untuk menjadi
dan di era digital ini beralih menjadi seorang narablog.
Maafkan jika tulisanku masih kacau-balau seperti ini dan bikin bosan bacanya. Hiks! Tapi katanya menulis itu harus dilatih terus-menerus biar lancar.
Waktu kecil nih, aku suka baca buku novel petualangan karya Enid Blyton. Hayooo, apa kamu tahu juga penulis ini?
Yup, betul sekali. Beliau adalah seorang penulis buku cerita anak-anak dan remaja asal Inggris. Suatu saat aku membaca kisahnya selama menjadi penulis, hal ini yang selanjutnya membuatku ingin menjadi seorang penulis.
Tahub 2004 aku mulai menulis cerpen dan pertama kalinya juga cerpenku dimuat dalam media cetak. Selanjutnya aku terus menulis cerpen walau kebanyakan ditolak.
Tahun 2016 merupakan awal mula perjumpaanku dengan blog. Kala itu belum ada niat untuk menjadi
dan di era digital ini beralih menjadi seorang narablog.
Seperti yang telah kuceritakan di postingan-postingan sebelumnya
bahwa tujuanku membuat blog ini untuk menyimpan berbagai karya cerpen yang
telah dimuat di media cetak. Daripada hilang terselip di antara tumpukan buku
dan majalah kupikir lebih baik disimpan di dalam sebuah blog. Karyaku abadi dan
bisa diakses oleh banyak orang bahkan bisa ditelusuri oleh generasi penerusku
kelak. Siapa yang tidak bangga jika ternyata neneknya adalah salah satu
pengukir sejarah di dunia digital?
Namun perjalanan waktu
mengiringku untuk mengisi blog bukan lagi dengan karya yang dimuat di media
melainkan berbagai artikel yang kuikutsertakan dalam lomba blog maupun
giveaway. Hal ini dikarenakan banyaknya media cetak yang gulung tikar tergilas
perkembangan era industri 4.0 yang sedemikian pesatnya.
Banyak yang tidak siap
menerima perubahan ini. Media cetak makin tergusur dengan kehadiran internet.
Sangat mudah mencari informasi lewat dunia maya, berita baru dengan mudahnya
tersebar hanya dalam kurun waktu sekian detik. Mau mencari info lowongan
pekerjaan, teman lama atau barang antik? Tinggak klik dan taraaa semuanya ada
di depan mata.
Berita dan informasi
yang dicetak lewat majalah kini keburu basi ketika sampai di tangan konsumen.
Akibatnya orang tidak tertarik lagi membeli majalah. Tentu lebih ekonomis membeli
kuota daripada membeli majalah yang sama harganya namun cuma sebentar saja
basi. Sementara dengan kuota mereka bisa mengakses internet, menelepon bahkan
berbisnis online.
Gugurnya media cetak
dalam era digital ini membuat karya cerpenku jadi makin sulit menemukan
jodohnya. Jika dulu masih banyak alamat majalah remaja yang bisa kukirimi
cerpen, sekarang makin sedikit. Belum lagi harus bersaing dengan ribuan naskah
lainnya yang juga menanti nasib untuk diterbitkan. Syukur kepada Tuhan,
saya masih untuk berkarya lewat media yang lain. Tuhan memang baik, Ia
menuntunku menuju ke padang rumput yang hijau. Di satu sisi pintu tertutup tapi
ada pintu lain yang dibukakan Tuhan untuk saya.
Setelah berhasil membuat
blog, mata saya makin terbuka bahwa kesempatan menulis bukan hanya menulis
cerpen lalu kirim ke media, namun juga menulis artikel di blog yang bisa
diikutsertakan dalam giveaway menulis. Saya masih ingat betul tulisan yang ikut
giveaway pertamaku berjudul Birthday Cake 6 Jam. Walau kalah saya tidak
menyerah, sadar bahwa kemampuanku menulis masihlah minim. Hingga saat ini masih
banyak sekali yang perlu saya pelajari. Bukankah kita harus percaya segala
sesuatu yang ditekuni pasti akan mendatangkan hasil yang memuaskan. Termasuk
menjadi narablog atau blogger. Satu persatu pintu berkat akan terbuka mengalir
ke hidupku dan keluargaku sampai ke sesama.
Siapakah saya?
Saya adalah seorang yang
bisa dikatakan gaptek, nggak tahu apa-apa soal bahasa pemrograman, dst, dsb,
dll. Nggak bisa nulis tapi nekat menjadi Narablog. Demi apa? Demi masa depan
karena saya tahu ini eranya digital, eranya industri 4.0. Jika tidak mengikuti
perkembangan maka saya akan menjadi Dinosaurus yang punah karena tergilas arus.
Dan saya tidak mau bernasib demikian.
Sungguh saya terkesan sama prestasi hebat yang telah
dicapai oleh Mas Nodi dan Mas Joe Chandra. Tulisan mereka memang patut
diacungi jempol, bahasanya tertata rapi, dilengkapi dengan infografis luar
biasa informatif yang membuat para juri jatuh cinta dan menetapkan mereka
menjadi juara.
Baca juga: Day 9: Ini Lho 5 Blogger Favorit Saya
Moment Spesial yang Membuat Saya Bangga Jadi Narablog di Era Digital
Hasilnya apa jadi
Narablog?
Memangnya dapat uang?
Nominalnya berapa dan
dari mana uangnya?
Yang bayar kamu
siapa?
Pertanyaan mereka wajar,
mengingat narablog bukanlah sesuatu yang baru untuk orang yang sudah lama
menekuninya, tapi masih belum familiar untuk dijadikan sebuah profesi. Lagipula
minat baca di lingkungan sekitar saya masih rendah. Membaca buku
masih dianggap pekerjaan yang membuang waktu di dalam keluarga saya. Lalu apa
yang membuat saya bangga jadi narablog di era digital? Berikut diantaranya:
1. Menjadi lebih mengenal teknologi
Saya merupakan manusia
yang terlambat dalam mengenal komputer & teknologi. Lewat hobi membaca saya
bisa tahu tentang bagaimana membuat dan mengelola blog. Lewat blog mau tidak
mau saya harus belajar bagaimana membuat postingan yang baik, mengunggah
gambar, foto dan video sampai harus bergelut untuk mengenal berbagai aplikasi
ponsel pintar.
2. Melatih ketekunan
Memulai itu mudah, tapi
mengerjakan terus-menerus itu butuh ketekunan, konsisten dan komitmen. Jangan pernah
membiarkan sesuatu yang telah dimulai tanpa menyelesaikannya. Menulis di blog
juga demikian, saya harus terus berjuang agar blog ini nggak jadi rumah kosong
tanpa penghuni.
Moment yang bikin saya
bangga adalah ketika berhasil menyelesaikan tantangan menulis 30 hari dari
Blogger Perempuan. Kalo nggak jadi Narablog saya nggak akan bisa nulis selama
30 hari berturut-turut.
3. Memberikan rasa percaya diri
Menulis dan membuat blog
membuat percaya diri saya bertumbuh. Jujur saya termasuk orang yang susah untuk
bergaul di dunia nyata karena suara saya kecil jadi akan sulit bagi orang
menangkap apa yang saya bicarakan.
Jadi saya lebih percaya diri jika disuruh melakukan pekerjaan yang jarang berinteraksi dengan orang lain minimal saya tidak harus berbicara di ruangan yang besar dan bising. Maka menjadi penulis atau Narablog merupakan pekerjaan yang cocok buat saya dan membuat pede jika ditanya kamu kerja apa?
Jadi saya lebih percaya diri jika disuruh melakukan pekerjaan yang jarang berinteraksi dengan orang lain minimal saya tidak harus berbicara di ruangan yang besar dan bising. Maka menjadi penulis atau Narablog merupakan pekerjaan yang cocok buat saya dan membuat pede jika ditanya kamu kerja apa?
4. Mendapat reward
Walau belum pernah
menyabet gelar juara lomba blog yang hadiahnya besar, saya sering juga mendapat
reward berupa hadiah hiburan berupa buku, pulsa, voucher belanja, souvenir,
kaos, kosmetik dan uang tunai. Saking seringnya dapat hadiah, tukang paketnya
sampai hapal nama saya, hi, hi. Tahun ini berharap bisa dapat hadiah yang lebih
besar, amin.
5. Berkenalan dengan teman-teman blogger
Tahun 2018 adalah tahun
yang spesial buat saya karena akun sosial media saya mendapat follower baru dan
banyak teman-teman blogger yang berkunjung ke sini. Bahkan saya bisa kopdar
sama mereka. Rasanya bangga dan bahagia banget bisa menemukan orang-orang yang
mempunyai minat sama dan belajar dari mereka.
6. Dapat kesempatan spesial
Bertemu dengan Nia Dinata di event Viu kemarin juga nggak bakal bisa terwujud kalo saya bukan narablog. Lalu kesempatan spesial apalagi yang sedang menunggu saya di depan? Kita lihat saja nanti, he, he.
7. Ketika muncul jadi pemenang lomba blog
"MemanfaatkanSosial media untuk Mengembangkan Potensi dalam Diri"
Yang kedua adalah menang
lomba blog yang diadakan oleh Nusaresearch. Saya juga nggak menduga bisa menang
di kompetisi itu. Kok bisaaa? Maaf jika saya terlalu narsis, maklum saya
jarang sekali menang lomba, tapi beginilah cara saya menyemangati diri agar
tidak keburu kecil hati sebelum bertanding. Termasuk ikut kompetisi ini, jujur
saya maju mundur cantik, ikut enggak, ikut enggak, akhirnya nekat. Berbekal
peribahasa yang berbunyi "kamu tidak akan tahu hasilnya sebelum mencoba" saya pun ikut.
Resolusi Saya di Tahun 2019
1. Merapikan blog & branding diri
Saya sering membuka postingan lama dan terkejut karena menemukan tulisan yang begitu ala kadarnya, berantakan dan nggak banget deh! Maka saya mau rapikan pelan-pelan, baik huruf, jarak antar paragraf agar lebih enak dibaca.2. Lebih selektif dalam mengikuti lomba blog
Jika
dulu saya semangat banget ikut lomba blog, ini-itu ikut nggak peduli temanya
yang penting nulis. Akhirnya saya nggak fokus karena harus mengejar deadline
yang banyak dengan tema yang masih asing. Akibatnya nihil dapat hadiah hiburan
saja enggak, hiks! Resolusi tahun ini lebih baik ikut satu lomba blog tapi
temanya masuk dan bisa dikuasai sehingga nggak asal nulis.
3. Rajin blogwalking
Saya
akui jarang blogwalking ke mana-mana, blog yang dikunjungi cuma itu-itu aja
sih. Padahal blogwalking juga bisa membuat saya tahu ada blog yang tulisannya
bagus, bermanfaat dan banyak hal-hal yang belum saya ketahui.
4. Rajin share ke sosial media
Habis
posting tulisan lalu santai nggak share kemana-mana, tapi nungguin traffic
pengunjung naik. Itulah saya padahal banyak cara buat mempromosikan blog salah
satunya share media sosial. Tahun ini mesti berubah deh. Share ayo share!
5. Belajar fotografi
Foto
termasuk hal yang membuat blog jadi menarik. Sayangnya saya nggak bisa motret.
Namun segala sesuatu bisa dipelajari kan?
6. Bikin jadwal posting
Ini
yang nggak mudah, harus punya jadwal posting biar nggak bolong-bolong.
7. Ikut event
Salah
satu cara biar terus bisa menulis adalah menghadiri event supaya ada bahan
untuk ditulis. Mengulas acara secara langsung dan menulis di blog ternyata
menyenangkan.
8. Aktif lagi menulis di media online
Awal
tahun lalu saya menulis untuk media online namun berhenti ketika di
tengah-tengah tahun. Saatnya saya menulis lagi supaya dapat penghasilan dari
sana juga.
Harapan saya tentu saja agar bisa
menjadi seorang narablog yang bermanfaat bagi keluarga dan banyak orang.
Diberkati untuk menjadi berkat, amin.
4 Komentar
Setuju mba melatih ketekunan. Kemudian harus menyiapkan waktu khusus.
BalasHapusBtw selamat yang sudah pernah menjadi juara. Saya belum pede ikut lomba2an :)
Iya, Bang Day terima kasih :)
BalasHapusSaya aja yang kepedean suka ikut lomba blog, padahal baru pemula ya he,he.
Keren kak, smg makin banyak prestasinya yah hehe amin semangattttt :)
BalasHapusAminnn, terima kasih Mas Joe :)
HapusTerima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.